JAKARTA - Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyampaikan tiga fokus yang menjadi
perhatian untuk membantu siswa unggul di zamannya.
Yakni percepatan penyaluran Kartu Indonesia
Pintar (KIP), Pengembangan Pendidikan Vokasi, dan Realisasi Pendidikan
Karakter.
“Pada fokus percepatan KIP ini perlu dilakukan
dengan segera sebagai upaya untuk menghindari terjadinya generasi putus
sekolah," kata Mendikbud dalam pernyataan resminya, Rabu (7/9).
Percepatan penyaluran KIP ini, kata Muhadjir,
sebagai wujud membantu pendidikan bagi anak tidak mampu usia 6-21 tahun.
“Termasuk di dalamnya untuk menjaring anak-anak
yang sudah tidak sekolah dapat kembali ke sekolah. Ini menjadi kewajiban
pemerintah menyediakan akses pendidikan bagi anak-anak yang putus sekolah.
Dengan begitu kita dapat membantu mereka menjadi anak yang unggul,” papar
Muhadjir.
Selain penyediaan akses pendidikan, pemerintah
juga harus bisa melihat kebutuhan zaman melalui pendidikan. Untuk menjawab
kebutuhan zaman khususnya menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dalam memasuki
dunia kerja, Kemendikbud akan lakukan pengembangan terhadap pendidikan vokasi.
“Kami akan tekankan pendidikan vokasi untuk
menyiapkan tenaga kerja di usia produktif. Karena ketika Indonesia mencapai
usia 100 tahun yakni di tahun 2045, anak Indonesia bisa menjadi generasi
berdaya saing,” jelas Muhadjir.
Dalam menyiapkan generasi muda unggul dan berdaya
saing, Muhadjir mengatakan perlu diterapkan pendidikan karakter. Penekanan
pendidikan karakter akan dilakukan pada jenjang pendidikan dasar yakni Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Sebanyak 70 persen pendidikan karakter untuk
jenjang SD, dan 60 persen jenjang SMP.
Implementasi pendidikan karakter, menurut
Muhadjir, harus mengedepankan potensi lokal.
Posting Komentar