Suatu
saat seorang penguasa mengadakan inspeksi di salah satu rumah tahanan
... ia ingin mengetahui keadaan para napi di tempat itu ... ia jelajahi
kamar demi kamar ... ruangan demi ruangan ... setiap sudut tempat tidak
ada yang luput dari pengamatannya . Ia lalu meminta para penjaga untuk
mengumpulkan para napi yang ditahan di rumah tahanan itu ... setelah
semua berkumpul ia pun bertanya pada mereka
satu persatu tentang kejahatan apa yang mereka lakukan sehingga menjadi
napi disitu ... semua napi yang ditanya selalu berkelit dan membela
diri ... " tuanku ... aku tidak bersalah ... hakim saja yang tidak jeli
melihat kasusku sehingga aku dipenjara disini " seorang napi berkata
ngotot berharap si penguasa mau percaya padanya ... napi2 yang lain pun
berkata dengan nada yang sama ... akhirnya tiba giliran seorang napi
yang sedari tadi terlihat menghindar dari tatapan mata sang penguasa ...
menyendiri dan tertunduk di sudut ruangan ... badannya kurus dan di
wajahnya tampak jelas tanda2 kesedihan ... " kau ... kemari ... apa
sebab engkau dipenjara disini ? " si penguasa bertanya sambil menghardik
... dengan suara gemetar , tertunduk malu ia menjawab : " wahai tuan
... aku adalah seorang yang kotor lagi pendosa ... suatu saat syaitan
memperdaya akal sehatku, menggodaku dengan harta kekayaan, meskipun
dengan jalan yang tidak benar ... aku pun kemudian mencuri ... petugasmu
kemudian menangkapku ... lalu aku dimasukkan kemari " ... si penguasa
menatap tajam pada narapidana yang satu ini ... ia kemudian berkata
lantang : " sungguh ironis sekali ... mengapa orang yang berdosa lagi
kotor ini dibiarkan tinggal dan berada di tengah2 kumpulan orang2 suci
disini ... cepat keluarkan dia ... agar dia tidak menulari yang lainnya
" ... seluruh napi dan penjaga bengong mendengar keputusan sang
penguasa ... pencuri itupun dibebaskan sedangkan napi lainnya kembali
dimasukkan ke dalam sel mereka ... dalam perjalanan pulang pengawalnya
bertanya , mengapa ia membebaskan pecuri itu ... sang penguasa memjawab :
" Mengakui dosa dan kesalahan adalah bukti penyesalan ... bukti bahwa
ia telah bertaubat dan tidak akan mengulangi kesalahan nya lagi ...
sedangkan napi2 lain yang menyangkal kesalahan2 mereka dan membela diri
... itu bukti bahwa mereka tidak menyesali kesalahan2 yang mereka
lakukan ... bila dilepaskan ... mereka akan kembali mengulang kesalahan2
lagi " ..... ( qiraatur rasyidah )
About Author
Madrasah Ibtidaiyah Al Raudlah Banjarmasin adalah salah satu sekolah swasta yang didirikan pada tahun 1968. Seiring berjalannya waktu kami selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan melengkapi sarana dan prasarana yang ada, mudah-mudahan anak-anak kami berhasil meraih cita-cita yang diimpikannya dengan berlandaskan agama dan akhlak yang mulia.
Advertisement
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar