Campak jika dibiarkan bisa mengakibatkan radang paru-paru atau bahkan radang
otak. Inilah mengapa pentingnya imunisasi campak pada anak, yaitu
agar pencegahan dapat dilakukan, dan jika terkena campak efek dari penyakit
tersebut tidak terlalu parah.
Campak merupakan salah satu jenis penyakit menular penyebab berbagai
komplikasi. Penyakit ini banyak terjadi di kalangan balita dan anak pra-sekolah
ini berpotensi menyebabkan wabah dan kejadian luar biasa (KLB) serta
menyebabkan kematian.
Penyakit campak merupakan infeksi virus Paramyxovirus yang sangat
menular. Gejalanya ditandai dengan demam, batuk, peradangan selaput ikat mata
(konjungtiva) dan ruam kulit. Tanpa imunisasi, wabah campak akan terjadi dalam
kurun waktu dua-tiga tahun terutama pada anak usia pra sekolah.
Buat Apa Vaksin Campak?
Setidaknya, menurut Prof. Sri
Rezeki, SpA dalam Buku Saku Imunisasi, ada dua alasan mengapa seorang
anak perlu vaksinasi:
- Imunisasi adalah upaya yang aman dan sangat efektif dalam mencegah penyakit infeksi, contohnya campak. Keuntungan imunisasi jauh lebih besar bila dibandingkan resiko imunisasi yang sangat kecil.
- Jika cukup banyak orang yang mendapat imunisasi maka akan terbentuk kekebalan kolektif (herd immunity). Jika semua orang kebal terhadap infeksi virus campak, maka virus campak tidak akan lagi memiliki inang (host) untuk berkembang biak. Harapannya suatu saat virus campak akan "punah" seperti virus cacar dan polio.
Jadi imunisasi adalah sebuah upaya
melindungi diri sendiri dan orang lain. Jika ada orang yang menolak
vaksinasi, itu artinya dia tidak hanya mencelakai dirinya atau anaknya sendiri,
tetapi juga mencelakai orang lain disekitarnya.
Infeksi
Virus Campak
Virus campak diharapkan dapat tereliminasi di Indonesia pada tahun 2018.
Berbagai program dilakukan kementerian kesehatan untuk mewujudkannya, dengan
cara mengupayakan program vaksinasi campak yang merata dan
berkesinambungan.
Campak atau measles atau morbili adalah penyakit yang
berbahaya, dan celakanya sekaligus penyakit yang sangat menular. Virus ini
memiliki virulensi yang sangat hebat sehingga sangat mudah menimbulkan wabah.
Gejala yang muncul diawali dengan
demam tinggi, pilek, mata merah, batuk, ruam kulit, dan dapat disertai diare.
Komplikasi yang sering muncul adalah pneumonia (6%), radang otak (0,1%).
Infeksi virus campak dapat menyebabkan kematian dan kecacatan menetap.
Vaksin
Campak
Masih dalam Buku Saku Imunisasi
yang ditulis Prof. Sri Rezeki, SpA, dijelaskan bahwa pemberian vaksin campak
pada umur 9 bulan satu kali ternyata tidak dapat mencegah penyakit campak.
Diperlukan vaksinasi kedua pada umur 2 tahun dan saat masuk sekolah umur 5-6
tahun. Jika vaksinasi saat kecil belum lengkap, pemberian vaksin campak
dapat diberikan di sekolah.
Vaksin campak dapat diberikan
tersendiri atau bersama vaksin lain dalam bentuk kombinasi MMR (measles,
mump, rubella).
Vaksin campak berisi virus campak hidup yang dilemahkan. Jadi, efek
samping yang mungkin timbul selain demam, kadang-kadang timbul ruam kulit. Efek
samping tersebut akan terjadi 5-7 hari setelah vaksinasi, sesuai dengan masa
inkubasi penyakit campak alami. Walaupun demikian, efek samping vaksin
campak jauh lebih ringan dibandingkan dengan penyakitnya.
Vaksin
MMR
Pemberian vaksin MMR dapat
mencegah 3 penyakit infeksi: campak, gondongan dan rubela. MMR diberikan
pada anak umur 12 bulan dan umur 4 tahun. Pada anak yang telah mendapat vaksin
campak pada umur 9 bulan, MMR tetap dapat diberikan. Jika MMR
telah diberikan dua kali, maka booster vaksin campak umur dua
tahun dan lima tahun tidak perlu diberikan.
Wabah
Campak dan Masalah Kultural Kita
Virus campak adalah virus yang sangat menular dan mudah menimbulkan
wabah. Jalur penularannya yang melalui udara menjadi alasan mengapa virus ini
sangat menular. Beberapa laporan terakhir menyebutkan telah terjadi peningkatan
angka kejadian campak di beberapa daerah di Indonesia.
Salah satunya adalah laporan akun
facebook @Piprim Basarah Yanuarso, yang mengingatkan
perihal banyaknya kemunculan kasus campak berat di usia Taman
Kanak-Kanak (TK). Dalam akun facebook yang diposting pada 25 November 2015 itu
disebutkan:
Hati-hati banyak muncul kasus campak berat pada anak usia TK.... Di sekolah TK pasien ini ada 10 anak yang tertular campak...dan anak ini belum mendapat vaksinasi ulangan campak usia 2 tahun dan 5 tahun...
Salah satu komplikasi campak adalah pneumonia dan radang otak...
Ayo segera vaksinasi ulangan campak usia 2 tahun dan 5 tahun atau bisa dg vaksin MMR usia 15 bulan dan diulang usia 5 tahun
Tak cukup hanya vaksinasi campak usia 9 bulan
Banyak orang tua yang seringkali melewatkan periode imunisasi pada anaknya.
Faktor kelalaian inilah yang akhirnya membuat banyak anak Indonesia rentan
terhadap berbagai jenis penyakit, seperti campak. Alasan orang tua tidak
mengimunisasi anaknya antara lain karena khawatir efek samping (kejadian ikutan
pasca imunisasi/KIPI), isu obat imunisasi tidak halal dan karena tidak paham
dampak bila anak tidak diimunisasi.
Padahal menurut Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan lingkungan
(P2PL) Departemen Kesehatan RI, vaksin campak sudah dinyatakan halal oleh
Majelis Ulama Indonesia (MUI). Vaksin itu juga aman, meski bisa menimbulkan
reaksi pada sedikit anak, jarang yang serius, paling-paling ruam kulit ringan,
demam ringan atau pilek. Resiko tidak diimunisasi lebih besar daripada
bila diimunisasi. Jika di suatu daerah 100% anak diimunisasi campak, sebenarnya
efektivitasnya hanya 85%, karena 15% anak kebal terhadap imunisasi.
Namun, bila kesadaran akan pentingnya imunisasi campak turun, maka tingkat
penyebaran wabah campak akan semakin tinggi. Ini berarti jumlah anak yang
berpotensi menyebarkan wabah campak kepada teman-temannya pun semakin tinggi!
Virus campak yang mudah menular lewat percikan ludah di udara saat orang
batuk atau bersin, dan berpindah dengan mudah di tempat-tempat umum,
seperti bandara, pelabuhan, lalu menyebar ke mal, pusat rekreasi, dan akhirnya
bisa juga ke rumah Anda!
Jadi, selagi bisa sebaiknya penyakit campak harus kita cegah dengan
melakukan imunisasi campak saat usia bayi 9 bulan dan imunisasi ulangan di usia
6 tahun. .
Sumber:
http://dokterpost.com/vaksin-campak-booster/
http://pondokibu.com/pentingnya-imunisasi-campak-pada-anak.html
Posting Komentar