Tidak ada satu pun metode pembelajaran yang cocok di segala kondisi. Namun
demikian, sebuah metode sangat mungkin bisa menjadi solusi untuk mengatasi
problem-problem pembelajaran di kelas. Di titik ini, kebutuhan peserta didik
menjadi poros utama bagi guru untuk menentukan sebuah metode pembelajaran yang
pas dalam kondisi tertentu.
Dalam teori kepribadian, Abraham Maslow mengemukakan hierarki kebutuhan
manusia yang diarahkan pada perkembangan seorang anak. Ada 5 kebutuhan yang
dijelaskan Maslow dalam teorinya itu. 5 kebutuhan tersebut adalah: kebutuhan
fisioligis; kebutuhan keamanan; kebutuhan cinta, sayang, dan kepemilikan;
kebutuhan self-esteem (harga diri); dan kebutuhan aktualisasi diri.
Dalam praktiknya, setiap peserta didik pasti ingin menampakkan dirinya dalam
pembelajaran di kelas. Tetapi kenyataan di lapangan, sebagian besar rasa malu,
tidak percaya, dan minder masih kerap menyelimuti mereka sehingga keinginan
untuk mengeaktualisasikan diri menuai resistensi. Bagaimanakah guru dalam
mengatasi problem mereka ini?
Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi problem
psikologis di atas adalah memaksimalkan metode presentasi untuk memenuhi
kebutuhan aktualisasi diri para peserta didik. Selain bisa menumbuhkan
kepercayaan diri yang tinggi, metode presentasi memberikan kesempatan kepada
mereka untuk berimprovisasi menjelaskan materi apa yang telah dipelajari dan
dipraktikan.
Untuk menerapkan metode presentasi ini, tentu para peserta didik sebelumnya
melakukan praktik pembelajaran sebuah materi. Sedangkan guru menginstruksikan
apa saja yang dibutuhkan siswa untuk melakukan presentasi tersebut. Perlu
dipahami bahwa presentasi merupakan kegiatan siswa atau sekelompok siswa yang
memaparkan atau mendesripsikan hasil riset, kegiatan belajar, kegiatan
kelompok, dan sebagainya yang dilakukan di hadapan guru atau seluruh siswa di
kelas.
Dalam presentasi, siswa menjelaskan hasil kegiatannya agar diketahui oleh
seluruh siswa atau untuk dinilai oleh guru. Sebagai itu, sebagai fasilitator,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para guru jika akan menerapkan
metode ini, baik sebelum presentasi, ketika presentasi, dan setelah presentasi.
Pertama tahap sebelum presentasi, guru memberikan tugas dalam
lembar kerja berisi instruksi atau panduan. Panduan yang diberikan dapat juga
berupa pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh siswa atau kelompok. Selain
itu, guru juga menentukan jadula kegiatan, batas akhir kegiatan, dan jadual
presentasi. Apabila berupa tugas kelompok, guru menentukan jumlah atau anggota
kelompok.
Guru juga menjelaskan kriteria penilaian presentasi, misalnya: dalam
pembukaan, siswa menjelaskan maksud dan tujuannya dengan jelas (misal nilai
10%). Isi yang disampaikan sistematis dan jelas atau bisa dipahami. Instruksi
atau pertanyaan-pertanyaan inti dijawab dengan baik (50%). Dalam menjelaskan,
kelompok menunjukkan alat peraga, bukti atau contoh-contoh, dan sebagainya yang
membantu siswa laim memahami hasil kegiatan mereka (30%). Adapun dalam penutup,
perwakilan dari kelompok menyampaikan kesimpulan atau harapan dan salam penutup
(10%).
Kedua tahap saat terjadi presentasi, guru mencatat kekurangan,
kesalahan, kelebihan atau hal-hal baik yang telah dicapai oleh siswa. Para
siswa mencatat hal-hal penting dan menyiapkan pertanyaan untuk siswa/kelompok
atau untuk guru. Guru dapat pula memberikan lembar kerja berupa pertanyaan
kepada siswa lain yang menyimak jalannya presentasi.
Ketiga tahap setelah presentasi, guru mempersilakan siswa untuk
bertanya dan kelompok menjawab. Guru dapat pula memberikan poin tambahan kepada
siswa lain (yang bukan kelompok) yang dapat menjawab pertanyaan yang ditujukan
kepada kelompok. Di akhir pelajaran, guru membacakan catatannya berupa
kelebihan dan kekurangan atau pujian kepada kelompok. Guru dapat juga
memberikan tugas kepada siswa untuk merangkum keseluruhan presentasi sebagai
tugas atau pekerjaan rumah.
Untuk memberikan motivasi sekaligus inspirasi kepada seluruh siswa, guru
hendaknya melakukan evaluasi secara komprehensif agar aktualisasi siswa dalam
bentuk presentasi bisa mencapai level terbaik. Guru harus menekankan bahwa
kebebasan bereskpresi dan berpikir adalah hak para siswa ketika sedang
presentasi. Hal ini tentu harus didukung oleh data-data dan argumentasi yang
kuat.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh terkait dengan metode ini yaitu, ketika
siswa melakukan presentasi, sesungguhnya mereka belajar berbagai hal, di
antaranya: pertama, membahas materi atau permasalahan agar siswa lain
mengetahui atau memahami pokok masalah dari riset materi yang telah dilakukan. Kedua,
siswa dapat memaparkan, mendeskripsikan, merumuskan, menyimpulkan, atau
mengevaluasi materi, teori, praktik, dan hasil kegiatan belajarnya. Ketiga,
presentasi dapat menjadi ajang siswa untuk memprkuat kapasitasnya, menumbuhkan
kepercayaan diri, meningkatkan kemampuan verbal, dan melatih cara berpikir
kritis dengan berbasis data.
Fathoni Ahmad, Pengajar di STAINU Jakarta.
Posting Komentar